Caplak adalah ektoparasit yang menghabiskan sebagian besar hidupnya
untuk menghisap darah dari hewan induk semangnya. Hewan kesayangan yang
seringkali menjadi induk semang bagi caplak adalah anjing. Secara taksonomi
caplak memiliki kekerabatan yang dekat dengan golongan laba-laba dan
kalajengking. Semuanya termasuk ke dalam filum Arhtropoda, Kelas Arachnida.
Berbeda dengan kutu dan pinjal yang tergolong sebagai serangga dan berkaki 3
pasang, stadium dewasa caplak memiliki kaki empat pasang
Spesies Caplak
Rhipicephalus
sanguineus
Dermacentor
variabilis
Siklus hidup caplak
Siklus hidup caplak dimulai dari
betina yang telah kawin dan menghisap darah dari anjing akan jatuh ke tanah dan
bertelur di tempat-tempat yang memiliki kelembapan dan suhu yang cocok misalnya
di sekitar retakan atau ceruk-ceruk pada dinding bangunan. Satu betina dapat
menelurkan ribuan telur yang dilapisi oleh lapisan yang mencegahnya kering. Betina
akan terus bertelur hingga 15 hari kemudian mati. Dua hingga lima minggu
kemudian, telur-telur akan menetas menjadi larva. Larva tersebut dapat menjalar
ke tubuh anjing dan menghisap darahnya selama 3 sampai 7 hari kemudian jatuh ke
tanah untuk berkembang menjadi nimfa selama 2 minggu. Nimfa tersebut akan
menempel kembali ke tubuh anjing yang kebetulan berjalan di rerumputan
untukmenghisap darahnya selama 5 sampai 10 hari dan akan jatuh lagi ke tanah
untuk berkembang menjadi caplak dewasa selama 2 minggu. Setelah dewasa, caplak
tersebut akan mencari anjing lain untuk dijadikan hospesnya kemudian kembali
menghisap darah dan juga melakukan perkawinan. Secara keseluruhan, siklus hidup
caplak berlangsung selama 2 bulan. Pada iklim tropis, sklus ini dapat terjadi
sepanjang tahun bahkan lebih cepat dari siklus yang seharusnya. Caplak dalam
kondisi tertentu dapat bertahan tanpa menghisap darah selama 3 hingga 5 bulan
pada setiap stadiumnya. Penyakit yang diakibatkan oleh caplak. Infestasi caplak seringkali dianggap remeh oleh
masyarakat awam. Padahal, caplak tidak hanya menyebabkan kerugian akibat
penyakit yang diderita oleh anjing tetapi juga berpotensi menyebarkan penyakit
zoonosis. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan oleh caplak :
1.
Anemia
Caplak hidup
dengan menghisap darah dari mulai stadium larva hingga dewasa. Infestasi berat
dari caplak dapat menimbulkan berkurangnya darah dari sirkulasi hingga ratusan
mililiter tiap harinya. Hal ini dapat membuat anjing tampak lesu bahkan lebih
pucat dari biasanya. Anemia tidak hanya ditumbulkan dari caplak yang menghisap
begitu banyak darah, tetapi juga dapat diperparah oleh penyebaran parasit darah
dari liur caplak.
2.
Parasit darah
Caplak berperan sebagai vektor atau
perantara penyebaran penyakit terutama parasit darah. Parasit darah yang
diperantarai caplak dapat berupa protozoa seperti dari jenis Babesia sp., dan Hepatozoon sp., dan juga dari golongan ricketsia (sejenis bakteri) seperti Anaplasma sp., maupun Erlichia
canis. Gejala klinis yag ditimbulkan dari parasit darah tidak hanya berupa
anemia tetapi juga dapat berupa demam, perdarahan titik di sekitar bekas
gigitan caplak, dan juga epistaxis (mimisan). Parasit darah tidak hanya
mengganggu fungsi sel darah merah dalam mendistribusika oksigen dan nutrisi ke
seluruh jaringan tubuh tetapi juga dapat mengganggu fungsi sel darah putih dan
juga keping darah sehingga mengganggu sistem kekebalan dan proses perbaikan
jaringan.
3. Lyme borreliosis
Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis
yang disebarkan oleh caplak Ixodes sp.,. Borreliosis
disebabkan oleh bakteri Borrelia
burgdorferi yang merupakan bakteri golongan spirochaeta yang mampu menyebabkan gejala-gejala penyakit
seperti keradangan pada sendi, kepincangan, pembengkakan pada kelenjar getah
bening, hingga keradangan pada ginjal pada kondisi tertentu.
1. Tick Paralysis
Paralisis atau kelumpuhan akibat gigitan
caplak dapat terjadi akibat adanya substansi yang bersifat neurotoxin atau
racun saraf pada air liur caplak. Pada anjing, paralisis ini dapat terjadi
akibat adanya blokade neurotransmitter akibat racun dari liur caplak. Gejala
yang parah dapat menyerang saraf dari kerongkongan anjing sehingga otot-otot
kerongkongan akan melebar (megaesofagus) dan mengganggu proses penelanan
makanan sehingga terjadi hipersalivasi dan regurgitasi (makanan yang belum
sempat tertelan sepenuhnya, kembali dikeluarkan ke mulut). Stadium lanjut dari
kelumpuhan inidapat terjadi pada sistem respirasi. Apabila saraf respirasi
mulai terkena kelumpuhan maka akan berakibat fatal bagi terjadinya kegagalan
sistem pernafasan yang dapat berujung pada kematian. Caplak dari jenis
Dermacentor sp., dan Ixodes sp., seringkali dapat menyebabkan kelumpuhan dari
gigitannya.
2.
Iritasi kulit (hotspot)
Caplak memiliki alat mulut yang disebut
kelisera yang berfungsi seperti gergaji yang dapat menembus kulit hinggake
pembuluh darah di bawahnya. Hal ini akan menimbulkan iritasi lokal bagi anjing
tersebut sehingga anjing akan menjilati dan menggigiti bagian klit bekas
gigitan caplak. Namun, bila hal ini dilakukan secara berlebihan, bekas gigitan
caplak yang masih terbuka dapat terkontaminasi oleh jilatan yang berlebihan
dari anjing tersebut sehingga menimbulkan iritasi lebih parah lagi yang disebut
pyotraumatic dermatitis atau hotspot
Oleh : drh. Rosis Arif ( Klinik Hewan Naroopet, Jl. Solo KM 10,5, Kalasan, Yogyakarta)
No comments:
Post a Comment