Friday, November 14, 2014

Seputar Caplak Pada Anjing



Caplak adalah ektoparasit yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menghisap darah dari hewan induk semangnya. Hewan kesayangan yang seringkali menjadi induk semang bagi caplak adalah anjing. Secara taksonomi caplak memiliki kekerabatan yang dekat dengan golongan laba-laba dan kalajengking. Semuanya termasuk ke dalam filum Arhtropoda, Kelas Arachnida. Berbeda dengan kutu dan pinjal yang tergolong sebagai serangga dan berkaki 3 pasang, stadium dewasa caplak memiliki kaki empat pasang

Spesies Caplak

Rhipicephalus sanguineus                                                                     


   Dermacentor variabilis




                                                                                                                                                              










Siklus hidup caplak


Siklus hidup caplak dimulai dari betina yang telah kawin dan menghisap darah dari anjing akan jatuh ke tanah dan bertelur di tempat-tempat yang memiliki kelembapan dan suhu yang cocok misalnya di sekitar retakan atau ceruk-ceruk pada dinding bangunan. Satu betina dapat menelurkan ribuan telur yang dilapisi oleh lapisan yang mencegahnya kering. Betina akan terus bertelur hingga 15 hari kemudian mati. Dua hingga lima minggu kemudian, telur-telur akan menetas menjadi larva. Larva tersebut dapat menjalar ke tubuh anjing dan menghisap darahnya selama 3 sampai 7 hari kemudian jatuh ke tanah untuk berkembang menjadi nimfa selama 2 minggu. Nimfa tersebut akan menempel kembali ke tubuh anjing yang kebetulan berjalan di rerumputan untukmenghisap darahnya selama 5 sampai 10 hari dan akan jatuh lagi ke tanah untuk berkembang menjadi caplak dewasa selama 2 minggu. Setelah dewasa, caplak tersebut akan mencari anjing lain untuk dijadikan hospesnya kemudian kembali menghisap darah dan juga melakukan perkawinan. Secara keseluruhan, siklus hidup caplak berlangsung selama 2 bulan. Pada iklim tropis, sklus ini dapat terjadi sepanjang tahun bahkan lebih cepat dari siklus yang seharusnya. Caplak dalam kondisi tertentu dapat bertahan tanpa menghisap darah selama 3 hingga 5 bulan pada setiap stadiumnya. Penyakit yang diakibatkan oleh caplak. Infestasi  caplak seringkali dianggap remeh oleh masyarakat awam. Padahal, caplak tidak hanya menyebabkan kerugian akibat penyakit yang diderita oleh anjing tetapi juga berpotensi menyebarkan penyakit zoonosis. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan oleh caplak :


1.       Anemia
Caplak hidup dengan menghisap darah dari mulai stadium larva hingga dewasa. Infestasi berat dari caplak dapat menimbulkan berkurangnya darah dari sirkulasi hingga ratusan mililiter tiap harinya. Hal ini dapat membuat anjing tampak lesu bahkan lebih pucat dari biasanya. Anemia tidak hanya ditumbulkan dari caplak yang menghisap begitu banyak darah, tetapi juga dapat diperparah oleh penyebaran parasit darah dari liur caplak.
2.       Parasit darah
Caplak berperan sebagai vektor atau perantara penyebaran penyakit terutama parasit darah. Parasit darah yang diperantarai caplak dapat berupa protozoa seperti dari jenis Babesia sp., dan Hepatozoon sp., dan juga dari golongan ricketsia (sejenis bakteri) seperti Anaplasma sp., maupun Erlichia canis. Gejala klinis yag ditimbulkan dari parasit darah tidak hanya berupa anemia tetapi juga dapat berupa demam, perdarahan titik di sekitar bekas gigitan caplak, dan juga epistaxis (mimisan). Parasit darah tidak hanya mengganggu fungsi sel darah merah dalam mendistribusika oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh tetapi juga dapat mengganggu fungsi sel darah putih dan juga keping darah sehingga mengganggu sistem kekebalan dan proses perbaikan jaringan.

3.       Lyme borreliosis
Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis yang disebarkan oleh caplak Ixodes sp.,. Borreliosis disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi yang merupakan bakteri golongan spirochaeta  yang mampu menyebabkan gejala-gejala penyakit seperti keradangan pada sendi, kepincangan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, hingga keradangan pada ginjal pada kondisi tertentu.

1.       Tick Paralysis
Paralisis atau kelumpuhan akibat gigitan caplak dapat terjadi akibat adanya substansi yang bersifat neurotoxin atau racun saraf pada air liur caplak. Pada anjing, paralisis ini dapat terjadi akibat adanya blokade neurotransmitter akibat racun dari liur caplak. Gejala yang parah dapat menyerang saraf dari kerongkongan anjing sehingga otot-otot kerongkongan akan melebar (megaesofagus) dan mengganggu proses penelanan makanan sehingga terjadi hipersalivasi dan regurgitasi (makanan yang belum sempat tertelan sepenuhnya, kembali dikeluarkan ke mulut). Stadium lanjut dari kelumpuhan inidapat terjadi pada sistem respirasi. Apabila saraf respirasi mulai terkena kelumpuhan maka akan berakibat fatal bagi terjadinya kegagalan sistem pernafasan yang dapat berujung pada kematian. Caplak dari jenis Dermacentor sp., dan Ixodes sp., seringkali dapat menyebabkan kelumpuhan dari gigitannya.

2.       Iritasi kulit (hotspot)

Caplak memiliki alat mulut yang disebut kelisera yang berfungsi seperti gergaji yang dapat menembus kulit hinggake pembuluh darah di bawahnya. Hal ini akan menimbulkan iritasi lokal bagi anjing tersebut sehingga anjing akan menjilati dan menggigiti bagian klit bekas gigitan caplak. Namun, bila hal ini dilakukan secara berlebihan, bekas gigitan caplak yang masih terbuka dapat terkontaminasi oleh jilatan yang berlebihan dari anjing tersebut sehingga menimbulkan iritasi lebih parah lagi yang disebut pyotraumatic dermatitis atau hotspot



Oleh : drh. Rosis Arif  ( Klinik Hewan Naroopet, Jl. Solo KM 10,5, Kalasan, Yogyakarta)

No comments:

Post a Comment